KUNCI JAWABAN UT _ ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
- Jenis disabeli apa yang di alami oleh Aldo? Jelaskan penyebab munculnnya kebutuhan khusus tersebut ?
- Jenis disable yang dialami aldo adalah tunarungu. Penyebab munculnya kebutuhan tersebut adalah panas badan yang cukup tinggi yang dialaminya. Demam dapat menyebabkan tunarungu dan ini termasuk dalam kategori gangguan pendengaran tipe konduktif. Kondisi ini disebabkan karena telinga bagian tengah tidak mampu menangkap gelombang suara. Demam atau semua penyakit yang berhubungan dengan suhu tubuh dapat merusak koklea yang berakibat pada menurunnya kemampuan mendengar seseorangTeliga terdiri dari bagai yaitu telinga bagai luar, bagian tengah, dan bagian dalam.
- Dampak kelainan bagi anak :
- Menghambat perkembangan kepribadian si anak secara keseluruhan, yang meliputi aspek psikologis (inteligensinya), emosi, dan juga psiko sosialnya.
- kelambatan dalam perkembangan kognitif dan/atau perbedaan dalam struktur kognitif (berpikir) individu tunarungu;
- Ketergantungan pada orang lain akan semakin tinggi karena terhambat perkembangan yang cukup parah. Makin parah tingkat kelainan, dampaknya bagi anak akan semakain parah.
- anak akan mengalami hambatan dalam berkomunikasi karena anak tunarungu tidak dapat menerima informasi melalui pendengarannya, sehingga anak sulit untuk memahami bahasa yang diucapkan oleh orang lain.
Dampak Kelainan bagi keluarga
- melindungi secara berlebihan, perlindungan orang tua yang berlebihan mencakup pengasuha:i dan pengendalian
- pennisivitas, permisivitas terlil1at pada orang tua yang membiarkan anak berbuat sesuka hati dengan sedikit kekangan
- memanjakan, permisivitas berlebihan memanjakan membuafanak egois, menuntut dan sering tiranik
- penolakan, penolakan dapat dinyatakan dengan mengabaikankesejahteraan anak atau dengan menuntut terlalu banyak dari anak dan sikap bermusuhan.
- Penerimaan, penerimaan orang tua ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang pada anak. Orang tua yang menerima, memperhatikan perkembangan kemampuan anak dan perhitungan minat anak.
- Ambisi orang tua, ambisi ii sering dipengaruhi oleh ambisi orang tua yang tidak tercapai dan hasrat orang tua supaya anak mereka naik ditangga status sosial.
Dampak kelainan bagi Masyarakat
- Anak tunarungu Memiliki kemampuan untuk membangun konsep mental tentang perilaku seperti apa yang dapat diterima oleh orang di sekitarnya meskipun dia sendiri memiliki keterbatasan dalam komunikasi.
- Perkembangan kemampuan sosial terus dapat berjalan dengan baik apabila di dukung oleh lingkungan yang kondusif dan supportif dan empati terhadap kondisi tunarungu.
- Jenis disabilitas yang menempati jumlah tertinggi berdasarkan tahun 2017/2018 sumber kementerian pendidikan dan kebudayaan adalah tunagrahita.
- Klasifikasi Tunagrahita berdasarkan beberapa teori:
Klasifikasi anak tunagrahita menurut AAMD (American Association on Mental Deficiency) sebagai berikut:
- Tunagrahita Ringan (Mampu Didik)
Tingkat kecerdasannya IQ mereka berkisar 50 – 70 mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang pelajaran akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja.
- Tunagrahita Sedang (Mampu Latih)
Tingkat kecerdasan IQ berkisar 30–50 dapat belajar keterampilan sekolah untuk tujuan fungsional, mampu melakukan keterampilan mengurus dirinya sendiri (self-help) yang perlu pengawasan.
- Tunagrahita Berat dan Sangat Berat (Mampu Rawat)
Tingkat kecerdasan IQ mereka kurang dari 30 hampir tidak memiliki kemampuan untuk dilatih mengurus diri sendiri.
Pengklasifikasian tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menurut Grosmman Ettel dalan Abdurrahman (1994:24) sebagai berikut:
- Taraf pembatasan atau lamban belajar (The borderline or they slow learner)
- Tunagrhita mampu didik (Educable mentally retarded)
- Tunagrahita mampu latih (Trainable mentally retarded) IQ 30-50
- Tunagrahita mampu rawat (Idependent or proundly mental retarded) IQ 30 kebawah
Klasifikasi anak tunagrahita berdasarkan tipe-tipe klinis/fisik (Mumpuniarti, 2007:11), adalah sebagai berikut:
- Down Syndrome (mongolisme) karena kerusakan khromosom
- Krettin (cebol) ada gangguan hiporoid
- Hydrocephal karena cairan otak yang berlebihan
- Micdocephal karena kekurangan giizi dan fator radiasi, karena penyakit pada tengkorak, brohicephal (kepala besar)
- Penyebab
Muljono Abdurrachman dan Sudjadi. S (1994: 30) mengatakan bahwa tunagrahita dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berikut:
- Faktor genetik, yaitu kerusakan biokimia dan abnormalitas kromosomal
- Pada masa prenatal, yang disebabkan karena virus rubella (cacar) dan faktor rhesus (Rh).
- Ketika masih berada dalam kandungan, bayi dapat mengalami gangguan kromosom atau penyakit bawaan dari ibu atau adanya pengaruh eksternal seperti alkohol, obat-obatan, dan racun yang mempengaruhi pertumbuhan otak janin
- Pada masa natal, yaitu karena luka saat kelahiran, sesak napas dan prematuritas.
- Pada masa post natal, yang disebabkan karena infeksi, encephalitis (peradangan system syaraf pusat), meningitis (peradangan selaput otak) dan malnutrisi.
- Sosiokultural
- Dampak terjadnunya disabilitas tunagrahita
- Dampak terhadap kemampuan akademik
Kapasitas belajar anak Tunagrahita sangat terbatas, terlebih kapasitasnya mengenai hal yang abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan membeo (rote learning) daripada dengan pengertian. Dengan membuat kesalahan yang sama, mereka cenderung menghindar dari perbuatan berpikir.
- Dampak sosial emosional
Dampak ke Tunagrahitaan dalam sosial dan emosional adalah anak Tunagrahita tidak memiliki ketidakmampuan memahami aturan sosial dan keluarga, sekolah, serta masyarakat.
- Anak Tunagrahita dalam masyarakat
sekolah khusus untuk anak Tunagrahita tidak menghasilkan keuntungan akademis apapun bilamana kurang diberikan latihan untuk sosialisasi. Namin masyarakat secara keseluruhan menaruh harapan yang begitu rendah kepada anak-anak ini dan sekaligus menghambatan kemajuan bagi anak tuna grahita.
- Anak Tunagrahita dan penyesuaian sosialnya
Komponen penyesuaian sosial mencakup penyesuaian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. (Sebagai contoh merawat diri sendiri, menata di dalam rumah, dan keterampilan untuk hidup mandiri), penyesuaian didalam keluarga (Meliputi: komunikasih, kontribusi, dan partisipasi di dalam keluarga) penyesuaian di dalam pekerjaan (meliputi sikap terhadap tipe pekerjaan dan penyesuaian di dalam
pekerjaan).
- Menurut Mustadi dkk (2018) dalam bukunya model intervensi gangguan kesulitan belajar terdahap beberapa tahapan dalam melakukan intervnsi ganguan kesulitan belajar antara lain yaitu:
- Penyusunan Instrumen Diagnosis Kesulitan Belajar
. Diagnosis dalam hal ini merupakan proses untuk mengidentifikasi jenis kesulitan belajar peserta didik. Instrumen diagnosis sangat dibutuhkan untuk mencegah maltreatment yang disebabkan oleh kekeliruan dalam diagnosis. Instrumen tersebut dapat berupa daftar ceklis atau inventori.
- Penyusunan Instrumen Pemetaan Gaya Belajar Peserta Didik
Data kecenderungan gaya belajar dapat diperoleh melalui pengamatan maupun evaluasi diri peserta didik. pengukuran kecenderungan gaya belajar peserta didik juga dapat mempertimbangkan kondisi peserta didik dan kesesuaiannya dengan kemampuan menggunakan alat ukur. Pada peserta didik sekolah dasar kelas rendah misalnya, metode wawancara akan lebih mudah digunakan dan dapat memberikan gambaran kondisi sebenarnya. Namun pada jenjang yang lebih tinggi, kuisioner dapat digunakan dan mampu memberikan hasil yang mewakili kondisi sebenarnya.
- Melakukan Asesmen Kebutuhan
Asesmen kebutuhan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menemukan kondisi nyata peserta didik yang akan dijadikan dasar dalam merencanakan intervensi.
- Pemanfaatan Data Hasil Asesmen Kebutuhan
untuk menentukan jenis intervensi. Hasil asesmen merupakan data yang diperoleh
pada tahap need asesmen yang berasal dari hasil asesmen formal maupun non formal, baik melalui teknik tes maupun non tes.
- Pelaksanaan intervensi kesulitan belajar berbasis gaya belajar peserta didik baik secara auditori, visual dan kinestetik melalui pembelajaran berdifrensiasi.
Layanan Intervensi seseuai kategori kesulitan belajar :
- Kesulitan membaca
- Melakukan asesemen untuk menemukan kesulitan membaca. Asesemen terhadap kemampuan membaca terdiri dari asesmen formal dan informal. Tes yang digunakan untuk asesmen formal yaitu tes survei dan tes diagnostik, sedangkan asesmen informal yaitu informal reading, inventories, cloze prosedure dan asesmen minat membaca.
- Progtam layanan intervensi terhadap anak kesulitan membaca dapat dibedakan menjadi 2 yaitu program delivery (menyerahkan kasus pada orang yang ahli dibidangnya) dan program kurikuler yang dilakukan dengan pengajaran remidial. Teknik yang dapat digunakan pada pengajaran remidial membaca yaitu teknik fernald dan teknik Gillingham dan Stillman
- Kesulitan menulis
- Melakukan asesmen untuk menemunkan kesalahan dalam menulis. Asesmen dalam diagnosa kesulitan menulis antara lain asesmen formal dan informal. Salah satu asesmen formal untuk kesulitan menulis yaitu basic school inventory diganostic yang dikemukakan oleh Hammill dan Leigh (1983) untuk anak usia 4-7.5 tahun
- Perbaikan terhadapa kesalahan anak dalam menulis dilakukan melalui pengajaran remidi yang sesuai dengan tipe kesalahanya
- Kesulitan berhitung
- Pola kekeliruan khusu yang dilakukan anak berkesulitan berhitung faktual antara lain sebagai berikut:
- Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan penempatan nilai
- Angka dijumlahkan dari kiri ke kanan dll
- Program pelayanan yaitu teknik diagnostik interview dan tes yang disusun oleh guru itu sendiri secara sistematis dari konkret ke abstrak
- Program pengajaaran individu
- Deskripsi tingkat kemampuan anak
Rina siswa kelas 3 yang belum mampu menulis dengan lancar hal ini di lihat dari ukuran huruf yang tidak proposional, kesulitan menentukan jarak per huruf, pensil terlalau di tekan dan kotor. Tetapi rina sudah dapat menulis huruf dan dapat menebak huruf dari kata/kaliamat
- Tujuan
- Mengembangkan gerak motorik halus yang menjadi aspek penting dalam keterampilan menulis
- Mampu menyelesaikan persoalan kebutuhan anaka mulai dari melatih menulis terkait jarak antar kata, bentuk huruf, konsep huruf bersambung dan kebersihan media tulis.
- Langkah-langkah pembelajaran
- Kegiatan awal
- Berdoa sebelum proses pembelajaran
- Menyampaikan tujuan dan cakupan materi yang akan dipelajari
- Mengkondisikan anak yang agar dapat memulai proses pembelajaran
- Kegitan inti
Setelah diberikan penjelasan materi anak
- Memegang pensil
- Menebalkan garis
- Menghubungkan titik
- Menirukan membuat garis tegak, datar dan miring
- Meniru membuat garis lengkung
- Membuat lingkaran
- Meniru menuliskan kalimat
- Kegiatan penutup
- Menyimpulkan materi yang telah dipelajari mengenai motorik halus dari percobaan
- Memberikan penguatan kepada anak apabila berhasil akan mendapatkan reward
- Memberikan evaluasi dan motivasi
- Berdoa setelah proses pembelajaran
Lembar observasi
Aspek | Permsalahan | Kemungkinan penyebab | Remidiasi |
Bentuk huruf | Huruf terlalu miring | Buku terlalu miring | Membetulkan letak buku |
Huruf berbeda dari
yang biasa (standar) |
Ketidaktepatan image
(gambaran ) mental pada huruf. |
Siswa menuliskan
kesalahannya di papan tulis. |
|
Ukuran | Terlalu besar | Kurang memahami
fungsi garis untuk tulisan. |
Mengulang kembali konsep
ukuran dengan menjelaskan fungsi setiap garis pada buku. |
Gerakan lengan terlalu
berebihan. |
Mengurangi gerakan lengan,
khususnya pada huruf yang melingkar dan hampir melingkar |
||
Ruang | Jarak antar huruf
terlalu lebar |
Ketidaktepatan ukuran
huruf kecil dengan ruang |
Mengulang kembali konsep
ukuran dan ruang. |
Kualitas
garis |
Terlalu tebal atau
terlalu tipis |
Ketidaktepatan
menekan saat menulis |
Meninjau posisi tangan-
pensil, dan letakkan selembar kertas tissu pada telapak tangan yang dipakai untuk menulis, agar dapat menggenggam dengan rileks, kemudian tunjukkan kualitas garis yang dikehendaki |