Pembelajaran SD

KUNCI JAWABAN UT _ ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

KUNCI JAWABAN UT _ ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

  1. Jenis disabeli apa yang di alami oleh Aldo? Jelaskan penyebab munculnnya kebutuhan  khusus tersebut ?
    1. Jenis disable yang dialami aldo adalah tunarungu. Penyebab munculnya kebutuhan tersebut adalah panas badan yang cukup tinggi yang dialaminya. Demam dapat menyebabkan tunarungu dan ini termasuk dalam kategori gangguan pendengaran tipe konduktif. Kondisi ini disebabkan karena telinga bagian tengah tidak mampu menangkap gelombang suara. Demam atau semua penyakit yang berhubungan dengan suhu tubuh dapat merusak koklea yang berakibat pada menurunnya kemampuan mendengar seseorangTeliga terdiri dari bagai yaitu telinga bagai luar, bagian tengah, dan bagian dalam.
    2. Dampak kelainan bagi anak :
  2. Menghambat perkembangan kepribadian si anak secara keseluruhan, yang meliputi aspek psikologis (inteligensinya), emosi, dan juga psiko sosialnya.
  3. kelambatan dalam perkembangan  kognitif  dan/atau  perbedaan  dalam  struktur  kognitif (berpikir)  individu  tunarungu;
  4. Ketergantungan pada orang lain akan semakin tinggi karena terhambat perkembangan yang cukup parah. Makin parah tingkat kelainan, dampaknya bagi anak akan semakain parah.
  5. anak akan mengalami hambatan dalam berkomunikasi karena anak tunarungu tidak dapat menerima informasi melalui pendengarannya, sehingga anak sulit untuk memahami bahasa yang diucapkan oleh orang lain.

Dampak Kelainan bagi keluarga

  • melindungi secara berlebihan, perlindungan orang tua yang berlebihan mencakup pengasuha:i dan pengendalian
  • pennisivitas, permisivitas terlil1at pada orang tua yang membiarkan anak berbuat sesuka hati dengan sedikit kekangan
  • memanjakan, permisivitas berlebihan memanjakan membuafanak egois, menuntut dan sering tiranik
  • penolakan, penolakan dapat dinyatakan dengan mengabaikankesejahteraan anak atau dengan menuntut terlalu banyak dari anak dan sikap bermusuhan.
  • Penerimaan, penerimaan orang tua ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang pada anak. Orang tua yang  menerima, memperhatikan perkembangan kemampuan anak dan perhitungan minat anak.
  • Ambisi orang tua, ambisi ii  sering dipengaruhi oleh ambisi orang tua yang tidak tercapai dan  hasrat orang tua supaya anak mereka naik ditangga status sosial.

Dampak kelainan bagi Masyarakat

  • Anak tunarungu Memiliki kemampuan untuk membangun konsep mental tentang perilaku seperti apa yang dapat diterima oleh orang di sekitarnya meskipun dia sendiri memiliki keterbatasan dalam komunikasi.
  • Perkembangan kemampuan sosial terus dapat berjalan dengan baik apabila di dukung oleh lingkungan yang kondusif dan supportif dan empati terhadap kondisi tunarungu.
  1. Jenis disabilitas yang menempati jumlah tertinggi berdasarkan tahun 2017/2018 sumber kementerian pendidikan dan kebudayaan adalah tunagrahita.
  • Klasifikasi Tunagrahita berdasarkan beberapa teori:

 

Klasifikasi anak tunagrahita menurut AAMD (American Association on Mental Deficiency)  sebagai berikut:

  1. Tunagrahita Ringan (Mampu Didik)

Tingkat  kecerdasannya  IQ  mereka  berkisar  50  –  70  mempunyai kemampuan  untuk  berkembang  dalam  bidang  pelajaran  akademik, penyesuaian  sosial  dan  kemampuan  bekerja.

  1. Tunagrahita Sedang (Mampu Latih)

Tingkat kecerdasan IQ berkisar 30–50 dapat belajar keterampilan sekolah  untuk  tujuan  fungsional,  mampu  melakukan  keterampilan mengurus  dirinya  sendiri  (self-help) yang perlu pengawasan.

  1. Tunagrahita Berat dan Sangat Berat (Mampu Rawat)

Tingkat  kecerdasan  IQ  mereka  kurang  dari  30  hampir  tidak memiliki kemampuan  untuk  dilatih  mengurus  diri  sendiri.

 

Pengklasifikasian tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menurut Grosmman Ettel dalan Abdurrahman (1994:24) sebagai berikut:

  1. Taraf pembatasan  atau  lamban  belajar  (The  borderline  or  they  slow learner)
  2. Tunagrhita mampu didik (Educable mentally retarded)
  3. Tunagrahita mampu latih (Trainable mentally retarded) IQ 30-50
  4. Tunagrahita mampu rawat (Idependent or proundly mental retarded) IQ 30 kebawah

 

Klasifikasi  anak  tunagrahita  berdasarkan  tipe-tipe  klinis/fisik  (Mumpuniarti, 2007:11), adalah sebagai berikut:

  1. Down Syndrome (mongolisme) karena kerusakan khromosom
  2. Krettin (cebol) ada gangguan hiporoid
  3. Hydrocephal karena cairan otak yang berlebihan
  4. Micdocephal karena kekurangan giizi dan fator radiasi, karena penyakit pada tengkorak, brohicephal (kepala besar)
  • Penyebab

Muljono Abdurrachman dan Sudjadi. S (1994: 30) mengatakan bahwa  tunagrahita dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berikut:

  1. Faktor genetik, yaitu kerusakan biokimia dan abnormalitas kromosomal
  2. Pada masa prenatal, yang disebabkan karena virus rubella (cacar) dan faktor rhesus (Rh).
  3. Ketika masih berada dalam kandungan, bayi dapat mengalami gangguan kromosom atau penyakit bawaan dari ibu atau adanya pengaruh eksternal seperti alkohol, obat-obatan, dan racun yang mempengaruhi pertumbuhan otak janin
  4. Pada masa natal, yaitu karena luka saat kelahiran, sesak napas dan prematuritas.
  5. Pada masa post natal, yang disebabkan karena infeksi, encephalitis (peradangan system syaraf pusat), meningitis (peradangan selaput otak) dan malnutrisi.
  6. Sosiokultural
  • Dampak terjadnunya disabilitas tunagrahita
    1. Dampak terhadap kemampuan akademik

Kapasitas  belajar  anak  Tunagrahita  sangat  terbatas,  terlebih  kapasitasnya mengenai hal yang abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan  membeo  (rote  learning)  daripada  dengan  pengertian.  Dengan membuat  kesalahan  yang  sama,  mereka  cenderung  menghindar  dari perbuatan berpikir.

  1. Dampak sosial emosional

Dampak ke Tunagrahitaan dalam sosial dan emosional adalah anak  Tunagrahita  tidak  memiliki  ketidakmampuan  memahami  aturan sosial dan keluarga, sekolah, serta masyarakat.

  1. Anak Tunagrahita dalam masyarakat

sekolah  khusus  untuk  anak  Tunagrahita tidak  menghasilkan  keuntungan  akademis  apapun  bilamana  kurang diberikan  latihan  untuk  sosialisasi.  Namin  masyarakat  secara keseluruhan menaruh harapan yang begitu rendah kepada anak-anak ini  dan  sekaligus  menghambatan  kemajuan  bagi anak tuna grahita.

  1. Anak Tunagrahita dan penyesuaian sosialnya

Komponen penyesuaian sosial mencakup penyesuaian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. (Sebagai contoh merawat diri sendiri, menata  di  dalam  rumah,  dan  keterampilan  untuk  hidup  mandiri), penyesuaian  didalam  keluarga  (Meliputi:  komunikasih,  kontribusi, dan  partisipasi  di  dalam  keluarga)  penyesuaian  di  dalam  pekerjaan (meliputi  sikap  terhadap  tipe  pekerjaan  dan  penyesuaian  di  dalam

pekerjaan).

 

  1. Menurut Mustadi dkk (2018) dalam bukunya model intervensi gangguan kesulitan belajar terdahap beberapa tahapan dalam melakukan intervnsi ganguan kesulitan belajar antara lain yaitu:
  2. Penyusunan Instrumen Diagnosis Kesulitan Belajar

.     Diagnosis  dalam  hal  ini  merupakan  proses untuk mengidentifikasi jenis kesulitan belajar peserta didik. Instrumen diagnosis sangat dibutuhkan untuk mencegah  maltreatment  yang  disebabkan  oleh kekeliruan dalam diagnosis. Instrumen tersebut dapat berupa daftar ceklis atau inventori.

  1. Penyusunan Instrumen  Pemetaan  Gaya Belajar Peserta Didik

Data  kecenderungan  gaya  belajar  dapat diperoleh  melalui  pengamatan  maupun  evaluasi  diri peserta  didik.  pengukuran  kecenderungan  gaya    belajar  peserta didik  juga dapat mempertimbangkan kondisi peserta didik  dan  kesesuaiannya  dengan  kemampuan menggunakan alat ukur. Pada peserta didik  sekolah dasar  kelas  rendah  misalnya,  metode  wawancara akan lebih mudah digunakan dan dapat memberikan gambaran  kondisi  sebenarnya.  Namun  pada  jenjang yang  lebih  tinggi,  kuisioner  dapat  digunakan  dan mampu  memberikan  hasil  yang  mewakili  kondisi sebenarnya.

  1. Melakukan Asesmen Kebutuhan

Asesmen kebutuhan merupakan kegiatan yang bertujuan  untuk  menemukan  kondisi  nyata  peserta didik yang akan dijadikan dasar dalam merencanakan intervensi.

  1. Pemanfaatan Data Hasil Asesmen Kebutuhan

untuk menentukan jenis intervensi. Hasil asesmen merupakan data yang diperoleh

pada  tahap  need  asesmen  yang  berasal  dari  hasil asesmen  formal  maupun  non  formal,  baik  melalui teknik  tes  maupun  non  tes.

  1. Pelaksanaan intervensi kesulitan belajar berbasis gaya belajar peserta didik baik secara auditori, visual dan kinestetik melalui pembelajaran berdifrensiasi.

Layanan Intervensi seseuai kategori kesulitan belajar :

  1. Kesulitan membaca
  • Melakukan asesemen untuk menemukan kesulitan membaca. Asesemen terhadap kemampuan membaca terdiri dari asesmen formal dan informal. Tes yang digunakan untuk asesmen formal yaitu tes survei dan tes diagnostik, sedangkan asesmen informal yaitu informal reading, inventories, cloze prosedure dan asesmen minat membaca.
  • Progtam layanan intervensi terhadap anak kesulitan membaca dapat dibedakan menjadi 2 yaitu program delivery (menyerahkan kasus pada orang yang ahli dibidangnya) dan program kurikuler yang dilakukan dengan pengajaran remidial. Teknik yang dapat digunakan pada pengajaran remidial membaca yaitu teknik fernald dan teknik Gillingham dan Stillman
  1. Kesulitan menulis
  • Melakukan asesmen untuk menemunkan kesalahan dalam menulis. Asesmen dalam diagnosa kesulitan menulis antara lain asesmen formal dan informal. Salah satu asesmen formal untuk kesulitan menulis yaitu basic school inventory diganostic  yang dikemukakan oleh Hammill dan Leigh (1983) untuk anak usia 4-7.5 tahun
  • Perbaikan terhadapa kesalahan anak dalam menulis dilakukan melalui pengajaran remidi yang sesuai dengan tipe kesalahanya
  1. Kesulitan berhitung
  • Pola kekeliruan khusu yang dilakukan anak berkesulitan berhitung faktual antara lain sebagai berikut:
  • Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan penempatan nilai
  • Angka dijumlahkan dari kiri ke kanan dll
  • Program pelayanan yaitu teknik diagnostik interview dan tes yang disusun oleh guru itu sendiri secara sistematis dari konkret ke abstrak
  1. Program pengajaaran individu
  • Deskripsi tingkat kemampuan anak

Rina siswa kelas 3 yang belum mampu menulis dengan lancar hal ini di lihat dari ukuran huruf yang tidak proposional, kesulitan menentukan jarak per huruf, pensil terlalau di tekan dan kotor. Tetapi rina sudah dapat menulis huruf dan dapat menebak huruf dari kata/kaliamat

  • Tujuan
  • Mengembangkan gerak motorik halus yang menjadi aspek penting dalam keterampilan menulis
  • Mampu menyelesaikan persoalan kebutuhan anaka mulai dari melatih menulis terkait jarak antar kata, bentuk huruf, konsep huruf bersambung dan kebersihan media tulis.
  • Langkah-langkah pembelajaran
  1. Kegiatan awal
  • Berdoa sebelum proses pembelajaran
  • Menyampaikan tujuan dan cakupan materi yang akan dipelajari
  • Mengkondisikan anak yang agar dapat memulai proses pembelajaran
  1. Kegitan inti

Setelah diberikan penjelasan materi anak

  • Memegang pensil
  • Menebalkan garis
  • Menghubungkan titik
  • Menirukan membuat garis tegak, datar dan miring
  • Meniru membuat garis lengkung
  • Membuat lingkaran
  • Meniru menuliskan kalimat
  1. Kegiatan penutup
  • Menyimpulkan materi yang telah dipelajari mengenai motorik halus dari percobaan
  • Memberikan penguatan kepada anak apabila berhasil akan mendapatkan reward
  • Memberikan evaluasi dan motivasi
  • Berdoa setelah proses pembelajaran

 

Lembar observasi

Aspek Permsalahan Kemungkinan penyebab Remidiasi
Bentuk huruf Huruf terlalu miring Buku terlalu miring Membetulkan letak buku
Huruf berbeda dari

yang biasa (standar)

Ketidaktepatan image

(gambaran ) mental

pada huruf.

Siswa menuliskan

kesalahannya di papan tulis.

Ukuran Terlalu besar Kurang memahami

fungsi garis untuk

tulisan.

Mengulang kembali konsep

ukuran dengan menjelaskan

fungsi setiap garis pada buku.

Gerakan lengan terlalu

berebihan.

Mengurangi gerakan lengan,

khususnya  pada huruf yang

melingkar dan hampir

melingkar

Ruang Jarak antar huruf

terlalu lebar

Ketidaktepatan ukuran

huruf kecil dengan

ruang

Mengulang kembali konsep

ukuran dan ruang.

Kualitas

garis

Terlalu tebal atau

terlalu  tipis

Ketidaktepatan

menekan saat menulis

Meninjau posisi tangan-

pensil, dan letakkan selembar

kertas tissu pada telapak

tangan yang dipakai untuk

menulis, agar dapat

menggenggam  dengan rileks,

kemudian tunjukkan kualitas

garis yang dikehendaki

 

Baca Juga  Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD